Monday, February 11, 2013

Gelandangan III: Bukit Bintang

Asap-asap sigaret yang terhembus melolos-kan partikel-partikel ke-langit,
Mandiri.

Sering hati kecil ini berdecit-decit mengejek,
Aku ni ter-patrol dengan ehwal dunia yang berbelit-belit.

Pandangan aku terkunjung pada satu figur.
Si penggeledah nafkah.

Sosok yang tersuruk di sudut sendat,
Indra penglihat gesit menggeledah ruang se-maksima sama,
Menyeringai sekali dua saat dia terasa mau,
Masam mencuka bilamana manusia rambang menista segala.

Sesekali di-tertibkan tali-tali halus dress singkat tanpa segan malu,
Terus-terusan mundar-mandir tercari gerangan si manusia pelapah,
Pegun me-musatkan kemauan pentas dunia yang ber-abdikan not-not kertas,
Statik.
Sosok-sosok ini masih menggigih me-lansung tugas.

Lilin lebah mencair sontok,
Lapangan malam ber-degil tak mau lanjut,
Si pengharap kandas mulai menggambar raut sumbing,
Kebalikannya,
Mulai mengabai si pengkabul du'a.

Akhir kalam,
Pangkal cerita,
Si pengharap kandas mengakrabi aku,
Tidak sekalipun mengaduh,
Lansung aku menyila-kan perbualan sejurus dia meminta sebatang sigaret sebelum ber-wicara,

'Berapa untung malam ni kak?'
'Rezeki dik,bukan untung.Syukur,cukup-cukup tuhan bagi untuk 2 3 hari'
'Lama akak kerja sini?'
'Bolehlah dikira senior.Rokok ni halal ye dik.Nak bagi duit akak kesian adik.Nanti belajar takut tak berkat'
*terkedu
'Eh,jangan macam tu kak.Rezeki kongsi sama'
'Alhamdulillah,akak pergi dulu dik.Orang pandang adik serong nanti'

Desis aku;
Manusia elok budi dirupakan jablay,
Ah jalan cerita dunia urusan tuhan,
Teka-teki-mu ruwet.



No comments: