Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada
-Sapardi Joko Damono
Friday, March 29, 2013
Monday, March 25, 2013
Friday, March 22, 2013
telus
kau datang pada aku,
usap lembut ubunku,
tiupkan kalamullah sakti,
kau kata-kan,
abah ada di-sini,
tak kemana.
aku kembali bugar,
aku percaya setiap apa saja yang kau kata-kan,
kerna kau itu separuh aku.
waima kini kita terasing-kan,
aku tau tuhan menilik perhati setiap apa laku-mu,
tuhan itu maha ber-kasihkan,
aku tau dia rapi-kan kau dengan limpah rahmat,
aku percaya dia.
kita jauh,
tapi reguk kasih kita mendekat,
rindu ini men-cantum kita,
aku rindu kau.
aku bukan perempuan kebal bilamana hati ini tak ter-tahan terngiang-kan kau.
hati ini me-merlu.
abah,aku rindu--
usap lembut ubunku,
tiupkan kalamullah sakti,
kau kata-kan,
abah ada di-sini,
tak kemana.
aku kembali bugar,
aku percaya setiap apa saja yang kau kata-kan,
kerna kau itu separuh aku.
waima kini kita terasing-kan,
aku tau tuhan menilik perhati setiap apa laku-mu,
tuhan itu maha ber-kasihkan,
aku tau dia rapi-kan kau dengan limpah rahmat,
aku percaya dia.
kita jauh,
tapi reguk kasih kita mendekat,
rindu ini men-cantum kita,
aku rindu kau.
aku bukan perempuan kebal bilamana hati ini tak ter-tahan terngiang-kan kau.
hati ini me-merlu.
abah,aku rindu--
Tuesday, March 19, 2013
aku
tak pintar seperti kamu,
cuman tau berbahasa lompong,
tak langkas seperti kamu,
cuman bisa berperawakan tau.
sisihkan aku--
cuman tau berbahasa lompong,
tak langkas seperti kamu,
cuman bisa berperawakan tau.
sisihkan aku--
Saturday, March 16, 2013
tak kunjung datang
kau itu umpama indah-nya bintang,
mampu ku pandang namun tidak ku pegang.
kau itu juga umpama tinggi gah-nya bulan,
mampu ku kagumi namun tidak untuk aku miliki.
Si pemuja jelik ini mempersia setiap detik yang dia punya cuman untuk menatap engkau yang dia junjung-kan--
saat si jelik ini punya sedikit sadar,
lantas di keluh rengus-kan--
ah,kau itu cinta yang tak kunjung datang!
mampu ku pandang namun tidak ku pegang.
kau itu juga umpama tinggi gah-nya bulan,
mampu ku kagumi namun tidak untuk aku miliki.
Si pemuja jelik ini mempersia setiap detik yang dia punya cuman untuk menatap engkau yang dia junjung-kan--
saat si jelik ini punya sedikit sadar,
lantas di keluh rengus-kan--
ah,kau itu cinta yang tak kunjung datang!
Thursday, March 7, 2013
Pseudo.
Aku punya dua jiwa.Gila dan semi-rasional.Dua jiwa yang seakan sama tapi beda fisis dan dalaman-nya.Se-macam makanan; burger Abang Din hujung kampung sama burger Raja.Beda-nya tersukat ikut suka kau.Benarkan?
Sekarang ini cerita aku.Pertama-tamanya aku mau pekat-kan disini; aku mau perihal-kan tentang-nya aku.Masih punya masa untuk kau klik simbol pangkah dihujung petak monitor itu.Pseudo pertama aku lelong-kan dahulu ialah Pensabda jalanan.Amatur benar aku tika itu.Kira-kira 2 3 tahun yang lalu.Masih di bangku sekolah.Beda-nya dulu,aku cuma kesat-kan apa yang aku tau dalam legar tinta.Paling aku ingat ialah puisi comot yang aku conteng-kan untuk pujangga yang aku mau(Crush) pada muka surat hujung buku nota matematik tambahan yang kurang aku berkenan.Lucu.Untuk manusia pasif seperti aku ini,punyai hubungan istimewa itu suatu yang hiperbola.Tak seperti rakan-rakan kuliah-ku yang lain.Berpasangan bahagia tiap masa.Syukur untuk mereka
Sekarang ini cerita aku.Pertama-tamanya aku mau pekat-kan disini; aku mau perihal-kan tentang-nya aku.Masih punya masa untuk kau klik simbol pangkah dihujung petak monitor itu.Pseudo pertama aku lelong-kan dahulu ialah Pensabda jalanan.Amatur benar aku tika itu.Kira-kira 2 3 tahun yang lalu.Masih di bangku sekolah.Beda-nya dulu,aku cuma kesat-kan apa yang aku tau dalam legar tinta.Paling aku ingat ialah puisi comot yang aku conteng-kan untuk pujangga yang aku mau(Crush) pada muka surat hujung buku nota matematik tambahan yang kurang aku berkenan.Lucu.Untuk manusia pasif seperti aku ini,punyai hubungan istimewa itu suatu yang hiperbola.Tak seperti rakan-rakan kuliah-ku yang lain.Berpasangan bahagia tiap masa.Syukur untuk mereka
********************
Wednesday, March 6, 2013
tiupan
tuhan,
kalaupun doa aku ini tak bisa kau perkenan,
kau rahmat-kan segala apa yang kau punya untuk mereka,
adapun mereka-mereka ini pendosa,
ampunkan mereka dengan se-dalam keringanan siksa,
tuhan,
suara kecil ini mau kirim-kan sesuatu,
jaga-kan mereka,
kasih-kan mereka.
indah janjimu tuhan.
mereka mujahid,
mereka ditarik nafas dalam husnul khatimah,
janji-janjimu pasti nyata,
indah.
cuma sekali ini aku mau campur perihal-nya cerita terkini.sebagai sesama kita(saudara islam) aku sadaqah-kan apa yang aku ada:kiriman kalam allah
al-fatihah
allahuakbar,allahuakbar
kalaupun doa aku ini tak bisa kau perkenan,
kau rahmat-kan segala apa yang kau punya untuk mereka,
adapun mereka-mereka ini pendosa,
ampunkan mereka dengan se-dalam keringanan siksa,
tuhan,
suara kecil ini mau kirim-kan sesuatu,
jaga-kan mereka,
kasih-kan mereka.
indah janjimu tuhan.
mereka mujahid,
mereka ditarik nafas dalam husnul khatimah,
janji-janjimu pasti nyata,
indah.
cuma sekali ini aku mau campur perihal-nya cerita terkini.sebagai sesama kita(saudara islam) aku sadaqah-kan apa yang aku ada:kiriman kalam allah
al-fatihah
allahuakbar,allahuakbar
Perlu
Pintu yang satu ini bukan sukar untuk di-batu roboh-kan,
Cuman sua-kan sepenuh padat rasa hati yang kau punya,
Bukan beri aku se-fraksi suka,se-fraksi nafsu celaka,
Taruhkan harga.
Norma kita-kita ini gemar yang ada nilai estetika,
Menghakim-kan segala,
Se-macam manusia enteng seperti aku ini,
Beri aku seluhur-luhur raga mentah mu,
Aku bisa cukup-kan apa yang kau perlu.
Rasa kau sama aku,
Biar lapangan angin sama alam yang me-nyaksi bisu.
Kita ini satu,
Kita yang menyatu,
Sosok yang terpasung dengan rasa,
Rasa saling di-perlu,
Se-macam candu.
Kau itu candu aku,
Candu aku--
Cuman sua-kan sepenuh padat rasa hati yang kau punya,
Bukan beri aku se-fraksi suka,se-fraksi nafsu celaka,
Taruhkan harga.
Norma kita-kita ini gemar yang ada nilai estetika,
Menghakim-kan segala,
Se-macam manusia enteng seperti aku ini,
Beri aku seluhur-luhur raga mentah mu,
Aku bisa cukup-kan apa yang kau perlu.
Rasa kau sama aku,
Biar lapangan angin sama alam yang me-nyaksi bisu.
Kita ini satu,
Kita yang menyatu,
Sosok yang terpasung dengan rasa,
Rasa saling di-perlu,
Se-macam candu.
Kau itu candu aku,
Candu aku--