Monday, October 28, 2013

cela

tuhan membiarkan aku patah hati,
agar aku bisa menulis banyak puisi, 
tentang luka hati; pun cinta mati--

selamat tinggal, sesal

karena-mu 
aku melupakan banyak tapi semua sedih-sedihku perlahan pergi,
mulutku tak lagi mengucap caci,
hatiku tak lagi mengenal benci--

aku lupa rasanya menangis di malam hari,
aku lupa rasanya membuat puisi patah hati,
aku lupa rasanya menjadi sendiri--




Wednesday, October 23, 2013

kembali

Pendosa suka ini initial-nya pemain ragam dunia,
Mengadu domba,
Berdolak sesama dia,
Tuhan-nya juga dipersetan dia--

Walhasil,
Dia terbungkam terus--

Jika kira-nya tuhan itu manusia,
Maka tertawa-lah dia dalam nada pencekau semesta 

'adakah karma sedang mengganggu kamu sehingga dengan airmata kau mencari aku, wahai pendosa?'

Ketahuilah oleh-mu wahai tuhan
Aku juga mau sorga--
absurd

Friday, August 16, 2013

lena siang

Aku tertidur untuk menunggumu terbangun. 

Aku terbangun dalam ruang tunggu, 
memimpikan rindu yang kita bangun--

kita

Engkau adalah kutub dan aku khatulistiwa. 

Kita tidak akan pernah bertemu kecuali engkau meluruh, 
mengalir kepadaku.

perahu kecil

kaulah angin laut di dermaga paling jauh. dan aku hanya perahu kecil yang rindu, terbawa embusmu.

rindu, 
katamu,
seperti perasaan tiang-tiang dermaga tua yang menanti perahu-perahu kecil bersandar lagi--

Thursday, August 15, 2013

puisi #187

Sementelah kau dilamun awang hamparannya cinta,
Kau tak bisa lain-kan samada itu karunia atau sumpahan,
bahagia atau kecelakaan.

Sadarkan kotak hatimu;
Cinta adalah kurungan nafsu yang dibelenggu pujuk rayu & puji ampu--

kaseh

...Karena rumahku adalah puisi
maka aku ingin kamu selalu ada di dalamnya

14 Augustus 2013
12:09 AM

waktu yang terbuangkan

Aku tidak perlu menunggumu.
Walau aku selalu merindu.
Gelas kopi dan uang receh yang bertabur di mejamu.

Buku-buku usang, dan lukisan yang pudar.
Album foto yang berjamur, dan sudut kamar yang lembab dan bau.

Pohon mangga yang kau tanam dulu, terkubur kabut.
Hujan dan matahari yang menolak singgah tanpa hadirmu.

Tiang-tiang kayu yang lapuk.
Rayap-rayap yang beranak cucu.

Aku hanya menunggu rubuh,
bersama umur, cakar-cakar besi atau puting beliung.

Aku ingin menunggumu, tapi aku hanya tau merindu--

Wednesday, August 14, 2013

deruan waktu

mesin berderu
di selanya ada aku

mesin berderu
lelah terpaku

mesin berderu
waktuku beku

mesin masih berderu
tak tau siapa yang kutunggu--

Friday, May 24, 2013

si buta dan bisu

kamu itu si bisu,
bisu kata kerna kamu beralah sentiasa dengan aku, si buta.

kenapa kau bisu?

kenapa kau submisif?

kenapa kau mahu jadi pendengar segala cerita tak berhujung aku? 

kau tahu aku ini dominan,
kau juga tahu yang aku ini tak pernah termenang-kan,
perempuan jalang kata.

kau tahu-kan semua.

maka,
kenapa?

aku ini buta.

buta hati-nya
jalang kata-nya
benget budi-nya

kenapa kau bisu-kan kotak suara mu untuk aku?

jawap kau cuma...

kerna hati aku ini simpul mati-nya cuman untuk kau,sitara

injaklah aku
mairat-kan perasaan aku

tapi
bundar mata-mu itu aku tahu

kau tlah berbagi raga penuhmu untuk aku

air langit

Aku mau dengar lagi suara tawamu di sela-sela berisik hujan
sebelum tidur

sekali saja

aku rindu 

Thursday, April 25, 2013

privat


anak ingusan yang mendengak itu;
kesal.


awang-awang itu terhampar terus,
rengsa-nya,
sepersisi pojoknya mairat,
mati--

desis-nya seperdua lontar.

'tuhan sedang menista aku...'






Sunday, April 21, 2013

penyendiri

aku penyendiri
lalu aku bernyanyi
diantara nada sumbang tak bernadi

sinar panggung tak menyorot padaku
penonton tak ramai bersorak untukku
akulah sang penyair
pun akulah si musafir

aku sendiri berjalan
terus-terusan mencari harapan
lantas aku berlari perlahan
mencari surga waima cuman bayangan

rembes

wahai hujan,
turunlah dari atas sana.
ajarkan aku agar sabar menunggu,
menanti mentari-mu yang bersembunyi,
tunjukkan aku bagaimana rupanya si pelangi,
hembuskan aroma setelah rintikmu mewangi.

Tuesday, April 9, 2013

senandung

Dia tertawa,
sekian lama hidup dalam genangan air mata
dan ketakzimanku menadah segala coba



Dia tertawa,
diatas kecapikan aku terjebak dalam kubangan rasa
dan hatimu tak menerima aku sepenuh raga,

sia-sia.



Dia tertawa,

tertawa diatas dukaku,
menusuk hatiku


kau adalah mata-ku
aku ini air matamu--

untuk kamu yang menginjak-injak perasaan aku untuk yang kesekian kali-nya


Friday, March 29, 2013

aku ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu

kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan

kepada hujan yang menjadikannya tiada
-Sapardi Joko Damono

Monday, March 25, 2013

remedi

man jada wajadda--
siapa-siapa yang bersungguh
pasti akan membuahkan hasil.

kendiri

Hidup bukan cumanya perhati,mencaci mahupun menuding jari.
Hidup tiada kedua kali,
Bangkit.Maju.Bakti,

Friday, March 22, 2013

telus

kau datang pada aku,
usap lembut ubunku,
tiupkan kalamullah sakti,
kau kata-kan,

abah ada di-sini,
tak kemana.

aku kembali bugar,
aku percaya setiap apa saja yang kau kata-kan,
kerna kau itu separuh aku.

waima kini kita terasing-kan,
aku tau tuhan menilik perhati setiap apa laku-mu,
tuhan itu maha ber-kasihkan,
aku tau dia rapi-kan kau dengan limpah rahmat,
aku percaya dia.

kita jauh,
tapi reguk kasih kita mendekat,
rindu ini men-cantum kita,
aku rindu kau.

aku bukan perempuan kebal bilamana hati ini tak ter-tahan terngiang-kan kau.

hati ini me-merlu.
abah,aku rindu--

Tuesday, March 19, 2013

aku

tak pintar seperti kamu,
cuman tau berbahasa lompong,

tak langkas seperti kamu,
cuman bisa berperawakan tau.

sisihkan aku--

Saturday, March 16, 2013

tak kunjung datang

kau itu umpama indah-nya bintang,
mampu ku pandang namun tidak ku pegang.

kau itu juga umpama tinggi gah-nya bulan,
mampu ku kagumi namun tidak untuk aku miliki.

Si pemuja jelik ini mempersia setiap detik yang dia punya cuman untuk menatap engkau yang dia junjung-kan--

saat si jelik ini punya sedikit sadar,
lantas di keluh rengus-kan--

ah,kau itu cinta yang tak kunjung datang!




Thursday, March 7, 2013

Pseudo.

Aku punya dua jiwa.Gila dan semi-rasional.Dua jiwa yang seakan sama tapi beda fisis dan dalaman-nya.Se-macam makanan; burger Abang Din hujung kampung sama burger Raja.Beda-nya tersukat ikut suka kau.Benarkan?

Sekarang ini cerita aku.Pertama-tamanya aku mau pekat-kan disini; aku mau perihal-kan tentang-nya aku.Masih punya masa untuk kau klik simbol pangkah dihujung petak monitor itu.Pseudo pertama aku lelong-kan dahulu ialah Pensabda jalanan.Amatur benar aku tika itu.Kira-kira 2 3 tahun yang lalu.Masih di bangku sekolah.Beda-nya dulu,aku cuma kesat-kan apa yang aku tau dalam legar tinta.Paling aku ingat ialah puisi comot yang aku conteng-kan untuk  pujangga yang aku mau(Crush) pada muka surat hujung buku nota matematik tambahan yang kurang aku berkenan.Lucu.Untuk manusia pasif seperti aku ini,punyai hubungan istimewa itu suatu yang hiperbola.Tak seperti rakan-rakan kuliah-ku yang lain.Berpasangan bahagia tiap masa.Syukur untuk mereka

                    ********************


Wednesday, March 6, 2013

tiupan

tuhan,
kalaupun doa aku ini tak bisa kau perkenan,
kau rahmat-kan segala apa yang kau punya untuk mereka,
adapun mereka-mereka ini pendosa,
ampunkan mereka dengan se-dalam keringanan siksa,

tuhan,
suara kecil ini mau kirim-kan sesuatu,
jaga-kan mereka,
kasih-kan mereka.

indah janjimu tuhan.

mereka mujahid,
mereka ditarik nafas dalam husnul khatimah,
janji-janjimu pasti nyata,
indah.

cuma sekali ini aku mau campur perihal-nya cerita terkini.sebagai sesama kita(saudara islam) aku sadaqah-kan apa yang aku ada:kiriman kalam allah

al-fatihah

allahuakbar,allahuakbar

Perlu

Pintu yang satu ini bukan sukar untuk di-batu roboh-kan,
Cuman sua-kan sepenuh padat rasa hati yang kau punya,
Bukan beri aku se-fraksi suka,se-fraksi nafsu celaka,
Taruhkan harga.
Norma kita-kita ini gemar yang ada nilai estetika,
Menghakim-kan segala,
Se-macam manusia enteng seperti aku ini,
Beri aku seluhur-luhur raga mentah mu,
Aku bisa cukup-kan apa yang kau perlu.
Rasa kau sama aku,
Biar lapangan angin sama alam yang me-nyaksi bisu.

Kita ini satu,
Kita yang menyatu,
Sosok yang terpasung dengan rasa,
Rasa saling di-perlu,
Se-macam candu.

Kau itu candu aku,
Candu aku--


Wednesday, February 27, 2013

Lewat bintang

Sudut kaku.
Cuma aku sama kamu,
Beralas lengan bersilakan tanah tegang--

Wednesday, February 20, 2013

Ruyup

Hari itu,
Mak berjemaah sama aku,
Cuman hari itu aku rasa salat aku jenjang.
Sebutir sepatah aku amatkan.
Kalam tuhan.
Ber-adukkan alunan suara rahmat mak.

Ruyup.
Mujur cuman 3 rakaat.

Salam kedua.
Menggeligis tangan ku-sua untuk mencium tangan mak.

Sejurus itu,
Mak kata,nanti.

Duduk rapat-rapat.
Minta dulu apa kita mau sama tuhan
Du'a salat paling mujarab antara-nya.



Thursday, February 14, 2013

Sisi

Detik aku menyusun-nyusun kata untuk puisi yang satu ini,
Ketahuilah bahwa aku sedang bertingkah dengan sisi lain,
Sisi lain si pendosa,
Ya.
Aku ini bukan si adiluhung,
Aku juga manusia alpa,
Pejalan hidup biasa seperti yang lain,
Bernista,mengadu domba segala.
Tapi dalam legar tinta,
Aku hambur segala,
Maka itu,
Tergelar-lah ini sebagai sisi lain si pendosa.
Pendosa suka.
Di sini aku perintih,
Di sini aku pengemis rahmat,
Di sini aku perayu belas,
Di sini aku pencungap ampun.

Tuhan, kau dengar aku kan?

Kita

Kau mau tau kenapa cerita kita tak di-panjangkan tuhan jodoh-nya?
Jawap-nya kerna ikhlas luhur-nya tiada,
Itu saja.

Monday, February 11, 2013

Gelandangan III: Bukit Bintang

Asap-asap sigaret yang terhembus melolos-kan partikel-partikel ke-langit,
Mandiri.

Sering hati kecil ini berdecit-decit mengejek,
Aku ni ter-patrol dengan ehwal dunia yang berbelit-belit.

Pandangan aku terkunjung pada satu figur.
Si penggeledah nafkah.

Sosok yang tersuruk di sudut sendat,
Indra penglihat gesit menggeledah ruang se-maksima sama,
Menyeringai sekali dua saat dia terasa mau,
Masam mencuka bilamana manusia rambang menista segala.

Sesekali di-tertibkan tali-tali halus dress singkat tanpa segan malu,
Terus-terusan mundar-mandir tercari gerangan si manusia pelapah,
Pegun me-musatkan kemauan pentas dunia yang ber-abdikan not-not kertas,
Statik.
Sosok-sosok ini masih menggigih me-lansung tugas.

Lilin lebah mencair sontok,
Lapangan malam ber-degil tak mau lanjut,
Si pengharap kandas mulai menggambar raut sumbing,
Kebalikannya,
Mulai mengabai si pengkabul du'a.

Akhir kalam,
Pangkal cerita,
Si pengharap kandas mengakrabi aku,
Tidak sekalipun mengaduh,
Lansung aku menyila-kan perbualan sejurus dia meminta sebatang sigaret sebelum ber-wicara,

'Berapa untung malam ni kak?'
'Rezeki dik,bukan untung.Syukur,cukup-cukup tuhan bagi untuk 2 3 hari'
'Lama akak kerja sini?'
'Bolehlah dikira senior.Rokok ni halal ye dik.Nak bagi duit akak kesian adik.Nanti belajar takut tak berkat'
*terkedu
'Eh,jangan macam tu kak.Rezeki kongsi sama'
'Alhamdulillah,akak pergi dulu dik.Orang pandang adik serong nanti'

Desis aku;
Manusia elok budi dirupakan jablay,
Ah jalan cerita dunia urusan tuhan,
Teka-teki-mu ruwet.



Sunday, February 10, 2013

Kolong

Seloroh hujan pagi merebas raga,
Membingkas si peng-harap komisi rambang,
Terjejak lapangan samudra yang tak memberita-kan,
Berkira-kira kapan-nya pulang bertentang hati si kesukaan.

Berambisi se-jangkul intensi lompong,
Mengaduh si relung hati yang tak terlaras,
Iktikad kukuh bersangga reguk gusar,
Berdana-kan bahari yang tak setimpal.

Degup-debar yang tak menyedia opsi,
Merelakan turunan adam meninting kodrat sorangan,
Bakal berkalang tanah-lah bagi pribadi yang ralat,
Kejur menggigil be-reaksi lewat mungkar & nakir.

Bersiap-siap segala sebelum buana menyerobot,
Menyerobot dengan tak ber-tanyakan.

Saturday, February 9, 2013

Langkas



Aku tak tau cara lancar untuk tulis ringkas-ringkas,
Aku bukan manusia pe-lekas,
Permisif.
Apa utilitas bilamana suatu seni itu rasa-nya tak luang,
Reguk yang tercecahkan.
Reguk waktu yang terlemparkan.
Segenap penyambung kata yang berjela punya arti yang menggagah,
Bukan cuma pe-ritma kata yang menyama,
Tapi reguk spirit yang cuba dihidup-kan dalam sesebuah kreasi tuli.
Maka sekarang ini,
Cuba kau peduli-kan apa yang mau aku kata,
Kita-kita ini manusia lengah,
Kita-kita ini ulung-nya cuma me-mula konfrontasi berpunca tiada,
Kita-kita ini paling larat saat-nya bila menuding manusia yang ber-nasibkan kandas.

Tuesday, February 5, 2013

Musabab

Aku menulis saban hari.Semua yang datang dari lubuk hati.Tentang rasanya semua.Kerna masa aku menyikit.Bahkan semua orang sekalipun.Mati itu menghampiri.Kalaupun aku rebah esok,meski tak sepenuh hayat aku sisip-kan dalam wicara ini; secebis juga sudah memadai daripada yang lompong.Mana tau nanti mak atau bapak terjumpakan ruangan ini.Boleh nanti dibuat pelepas rindu mereka untuk aku.Mana tau mereka-mereka yang mengasihi aku, mau ingatan kembali tentangnya aku.Boleh juga mereka terngiang-ngiangkan segala kenangan enak kembali.Cuman itu tujuan aku menghidupkan diari visual ini.Cuman itu.Aku mau diingati.

Tak cukup untuk aku menyisip kenangan atau perjalanan yang aku alami dalam hidup.Segala wicara terus yang aku tari-kan ini juga untuk ingatan-nya aku.Ingatan agar aku terus terpandu.Ingatan agar aku terus tau yang aku bukan hidup bersenangan selalu.

Sunday, February 3, 2013

Rekayasa

Berfikir-fikir dulu sebelum merasam.
Waima tiada asas hujung akar-nya,
Pitaka sama veda bukan pungutan kita,
Dasarkan kita punya yang utama,
Biar terlihat seolah terkakas-kakas menimba agama,
Jangan ternampak bak si anjing meng-ulung si baruna,rama atau yang lain-nya,
Biar mereka taruh kita ini menyikit se-demi hari,
Biar.
Kita ini ada harga,
Kita ini ada harga.

Monday, January 28, 2013

Allahu Allah

La tahzan,
Innallaha ma'ana,
Innallaha ma'ana.

Perantara

"Mau jadi apa? Lawyer? Pendakwa raya?"
"Hm, tak mau jadi apa-apa"
"Kenapa kamu buat law?
"Buat untuk Tuhan,mak dan bapak semata.Tapi hati aku mau jadi cendekia atau pemuisi sampai rasa aku habis"
"Bazir masa saja kau ini"
"Kau ini cakap macam tiada agama.Tuhan,mak dan bapak itu lubuk pahala.Tak tegar aku meluka-kan cuman kerna aku mau jadi pemuisi.Aku mau restu keramat mereka itu.Itu lebih membahagiakan.Waima aku ini lembam.Aku terima saja.Aku redha kira-nya.Lillahi ta'ala"

Gelandangan II

18 Januari 2013
3.45 pagi

Aku jejak di Pudu.Lelah lagi dengan semput udara Kedah yang tak kasihan-kan aku yang mau nyawa.Aku suka kota lumpur.Aku suka.Si kurang rezeki dengan duti-nya yang mengais kambus uang.Ataupun si kocek penuh yang sedang melupakan tuhan dengan kepokan ringgit.Ah ini semua putaran roda.Aku sudah lihat sebelum-belum ini.Sama saja.

Masih seperti selalu.Tiada lorong tuju.Aku hirup nikmat udara hina kota lumpur separa nafas dalam-dalam.Aku bersandar lesu di bus stop pudu.Ternantikan subuh datang.Bilamana subuh datang? Aku masih lagi tak tau kemana mau tujukan.Ikut rasa yang terundang.

Menurut aku.Kota lumpur ini lubuk uang.Siapa pun bisa sugih kalau menghamba disini.Iya,perhamba diri sama duit.Tiada kelulusan sekalipun
kau bisa jadi yang agung. 

Pena rusak--

Sembang bikin bimbang

"Aku mau ikut kau Andika"
"Ah duduk diam-diam situ,Sitara"
"Aku mau cari hidup dulu,sepulang-nya aku nanti baru kita boleh bersatu ke mana kita mau"
"Janji sama aku ya Andika,janji yang kau akan pulang ke gagangmu; kembali tercarikan aku yang menunggumu"
"Jika tuhan izinkan,Tara.Aku tidak tau apa yang Dia tuliskan.Adapun jika jodoh kita utuh,terpelosok di balik timbunan hiruk dunia pasti juga aku bersama kau"
"Blah la kau,sembang bikin bimbang je"

Saturday, January 26, 2013

Tuesday, January 22, 2013

Rusak

Dia kata tulisan aku lemau,
Tulisan aku paling tidak cuma cakap-cakap perihal cerita hati yang basi.

Pertama-tamanya,
Bila ada peluang kau menuding jari merendahkan sesama,
Lihat arah empat tudingan kau yang lain-nya itu,
Gah menuding ke arah kau yang maha sempurna,
Arti lahiriah-nya; kau lagi durjana.

Riuh sepelosok kau berdomba,
Sakan seperinci kau bersilang kata,
Siapa pun timid melainkan kau,
Kau yang cuman tau berbahasa syaitan.

Ini luah lontar rasa sepi aku,
Malah semua bait kata aku sisipkan untuk diri aku cuma,
Bukan khusus-nya untuk kau atau kau,
Kau bukan mem-perelok malah mendurjana nukilan aku.

Aku sudah lali,
Aku sudah tak tahu rasanya lelah bila manusia bersimpang hasad memperkotak monolog aku ini,
Bukan aku hidup untuk mengagungkan waima kau harus dijunjungkan,
Kau bukan siapa-siapa,
Kau cuma perwakilan si syaitan.

Monday, January 21, 2013

Kusam

Hari ni aku suram,
Aku bungkam.

Lowong perasaan yang terbiar meng-distraksi akal aku untuk berdiri sewaras selalu,
Semua-nya distraksi
Semua.

Hari-hari lain-nya aku gah,
Hari ni aku lelah,
Mungkin ini senda Tuhan yang aku harus layankan.

Aku kan wanita kebal hati,
Apa cuma dengan usikan taulan yang ayam-ayam saja sudah bisa buat aku goyah?

Tepuk sisi kiri dadamu itu & tanya apa jawab-nya,Anon.

Sini cuma cakap-cakap antara kau sama aku,
Luah semua,
Simpan yang dusta.

Apa kau sunyi?
Apa kau mau teman nyanyi-nyanyi?
Atau kau mau teman untuk dimain-kan hati?

Ah.
Aku mau rasa tersayang-sayangkan,
Sekarang ini juga ada si Polan yang mau cuba-cuba,
Tapi dia itu sempurna,
Aku ini biasa-biasa,
Aku tau ia tak bisa kekal lama.

Makanya aku lepaskan ikut lubuk rasa yang berkata-kata,
Aku lepaskan si Polan itu.

Ah dia bisa saja dapatkan yang lebih elok fisikal maupun pekertinya,
Aku ini perempuan gila berotak senteng bebel sorang-sorang,
Siapa yang mau-kan.

Sebut saja,
Model ataupun yang genit-genit,
Semua sekufu sama dia,
Walhal aku ini cuma?

Ah otak bingung,tekan,kusut.

Bual ini untuk-Mu.
Aku tiada siapa-siapa lagi.
Kau saja tau apa rasa-nya aku.

Saturday, January 12, 2013

Jantan celaka

Dulu aku mau
Sekarang aku dah jemu

Dulu kau boleh injak-injak aku
Sekarang aku dah mula tahu

Dulu kau persetan rasa aku
Sekarang kau yang sujud cium cari aku

Dulu kau buat aku macam kayu
Kau herdik aku depan teman-temannya aku
Kau sinis mereka kerna tak sehebat kau
Kau rendahkan nilai berkawan aku terang-terangan
Kau malukan aku
Kau tak pikirkan perasaan aku

Sekarang aku nak kau tau
Biar kau tersungkur malu
Biar kau tau rasa apa rasa-nya aku dulu
Biar kau tau yang aku ini bukan batu

Kenapa sekarang baru cari aku?
Kenapa tak hidup dengan dunia baru kau itu
Dunia tanpa-nya aku
Kan kau lebih suka begitu

Aku tak mau kau
Aku juga tak mau-kan sesiapa
Aku sudah tak kisah-kan lagi
Aku tak mau rasa perit itu datang singgah dalam ruang hati

Aku benci
Aku benci

Cakap si pendosa

Aku yang tiada,
Aku yang biasa,
Cakap-cakap aku juga tiada prosodi-nya.

Cuman budak mentah yang mau cari remedi hidup-nya,
Mana? Mana?
Aku mau tau Kau dimana.

Kenapa Kau main sorok-sorok dengan aku?
Sudah ber-jaman Kau lari dari aku
Hambur teka-teki tak ber-penghujung selalu
Aku lelah.
Aku tak mau main lagi dengan Kau

Kau bengis.
Kau tak sayangkan aku sebagai handai-Mu
Kau kurung aku dalam jasad penggoda begini
Kau seksa aku dengan cobaan un-definisi

Aku tak mau lagi cari Kau,
Aku mau duduk sini diam-diam,
Biar semua jelik-kan aku kerna jauh dari Kau
Biarkan

Aku mau cari hidup aku sendiri
Aku mau cari hidup aku sendiri--

Friday, January 11, 2013

Hening rasa

Emang aku tak sesempurna siapa-siapa
Cuman aku juga mau dijaga hatinya

Ah
Perempuan gila ini bicara sendirian lagi

Lengang.
Senggang.

Aku juga mau-kan sang pujangga
Aku juga ada perasaan cinta
Ah mungkin masa aku belum tiba
Atau mungkin cinta aku sudah di-bagikan sama mereka-mereka yang sedang bahagia

Itu.
Lihat anak kecil yang bertatih itu
Dia itu ada kerna mungkin rasa cinta kamu yang dikongsi-kongsikan

Itu,lihat dia lagi,
Dia senyum-senyum nampak 2 batang gigi,
Senyum si bidadari,
Apa yang lebih ber-arti dari rasa bahagia se-macam ini?

Oh jika begitu,
Aku tak mau keluh dalam-dalam lagi,
Aku mau rapi-kan rasa ini bawa mati.

Aku serah diri.

Makanya diam saja Anon
Kau pecinta tewas
Sedar-kan itu
Ego mu infinitas
Katakan sama aku jika kau berhak untuk rasa agung itu
Katakan sama aku
Katakan--

Monday, January 7, 2013

Apa?

Tanya aku apa?
Apa mau-mu?
Kenapa dengan aku?
Apa salah-nya aku?

Apa tak bisa aku begini dalam kalangan kamu?
Apa dosa aku sama kamu?
Sehingga-kan kau beza-bezakan aku.

Aku lelah dengan semua-nya
Kenapa mesti kau judgementasi-kan perihal aku?
Cara aku.

Aku sudah pilih jalan yang ini.
Kenapa kau rusakkan jalan hidupku yang satu-satunya ini?
Tak berbelas-kasihankah kau sama aku?

Aku ini sama sekali tidak tau apa-apanya
Tuli.
Aku bukan seperti kamu yang bisa disebar-amalkan buah fikirannya
Aku ini cuma gelandangan hina yang ber-lagak ke-depan menjangkau logika akal
Aku ini cuma sampingan
Cuma sampingan.....

Wednesday, January 2, 2013

Kosong

31/12/12
11:36 PM

Detik sekarang aku masih belasan,
Esok,
Ada ke-luarbiasaan,
Hari pertama-tama aku jangkau umur puluhan,
Tak teruja mana,
Cuma terasa tua.
Tiada konklusi khusus untuk tahun baru ini,
Cuma pembawakan azam dari tahun yang sebelumnya,
Azam & impian yang tak tertunaikan,
Azam & impian yang Tuhan tak kasi jadi kenyataan,
Azam & impian dari marhaen yang berharapan.
Walhasil,
Tahun dua kosong satu dua tidak juga menghampakan,
Banyak rahmat yang Tuhan suapkan,
Syukurlah aku kerna Tuhan mau kongsikan kasih-Nya sama aku,si pendosa.
Allahu Allah,
Allahu Allah,
Tuhan aku baik,
Aku suka apa saja yang datangnya dari Dia,
Terima kasih Allah untuk pinjaman nyawanya,
Terima Kasih Allah untuk semua apa yang kau karunia-kan sepanjang aku menumpang di hentian dunia yang tak berperi-kehidupan ini.